Kamis, 11 Mei 2023

Mengevaluasi Pasca – Produksi Video, Animasi dan Musik Digital

 1. VIDEO DIGITAL

Jika tahap produksi sudah berhasil dilewati, kali ini menuju ke tahap Pasca Produksi sebagai akhir dari keseluruhan proses dasar pembuatan animasi 2D. Tahap pasca produksi merupakan proses finishing, tahap ini menugaskan kita untuk dapat menambahkan modifikasi akhir yang dapat membuat animasi terlihat lebih bagus. Tetapi jangan terlalu banyak menambahkan modifikasi atau hiasan akhir, dan usahakan agar hasil akhir tetap didalam jalur atau tidak terlalu rumit untuk ditonton. Terdapat beberapa proses didalamnya seperti Compositing, Color Correcting, Dubbing / Musik / Sound Effects, dan Final Output.
1.Compositing
Compositing atau bisa juga disebut dengan proses penggabungan hasil render dari tahap produksi sebelumnya, proses ini sangatlah membutuhkan keterampilan dalam video editing. Kalian harus memotong cuplikan yang tidak dibutuhkan dan menggabungkan scene-scene yang terdapat didalam animasi yang sedang dibuat. Biasanya dalam proses ini, penambahan transisi video selalu diaplikasikan. Compositing sangat mempengaruhi durasi film beserta scene didalam nya.
2.ColorCorrecting
Bagaimanapun, warna adalah unsur penting dalam suatu gambar tetap ataupun gerak. Warna dapat menghidupkan bahkan menghasilkan aura tertentu. Maka dari itu, Color Correcting sangatlah penting dalam tahap Paksa Produksi. Proses ini dapat mengubah panorama film sesuai mood, kita bisa gunakan beberapa efek warna untuk diaplikasikan ke film animasi yang sedang kita buat. Diantaranya Color Corrector, Color Channel, RGB Settings, Hue/Saturation, dan lainnya.
3.Dubbing/Musik/SoundEffects
Beberapa produser, filmmaker, editor, ataupun animator memiliki cara tersendiri dalam melakukan proses dubbing atau penambahan suara pada film mereka. Ada yang terbiasa dengan merekam atau menambahkan audio pada tahap Pra-Produksi, Produksi, bahkan Paska Produksi. Hal ini bebas dilakukan jika film yang kita kerjakan adalah film animasi.
Poin pertama, misalkan kita mempersiapkan audio pada saat Pra-Produksi, maka proses animasi (misal: animasi mulut) pada tahap Produksi akan mencontoh hasil dubbing dari tahap Pra-Produksi. Jika merekam atau menambahkan audio pada saat Produksi, proses pengaplikasian audio akan bersamaan dengan proses animasi.
Dan pada saat Paska Produksi, ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk merekam dan menambahkan audio. Saya selalu membuat animasi mulut, kedipan mata, dan objek lainnya terlebih dahulu pada tahap Produksi dan menggunakan imajinasi seakan-akan suara sudah terekam. Lalu, saya hafalkan suara yang sudah saya pikirkan pada saat proses animasi tersebut.
Setelah itu, pada tahap Pasca Produksi, saya mulai merekam dubbing atau audio lainnya dengan mencontoh animasi yang belum diisi suara. Apabila dialog tidak begitu panjang, kita tidak perlu mencontoh pergerakkan animasi tersebut. Jika proses rekaman sudah selesai, usahakan tambahkan audio setelah proses Compositing dan Color Correcting. Sesuaikan dengan animasi. Jangan lupa tambahkan musik atau sound effect nya juga. Alasan saya mengutamakan animasi lalu audio yaitu karena dapat memudahkan proses penyuntingan, jika animasi yang menyesuaikan audio, proses penyuntingan animasi akan lebih lama (apalagi dengan komputer seadanya). Berbeda dengan / jika audio yang menyesuaikan animasi, proses rekaman lebih ringan dan praktis daripada proses animasi itu sendiri.
4.FinalOutput
Untuk proses akhir, yaitu Final Output. Proses ini adalah puncak dari keseluruhan produktivitas pembuatan film Animasi 2D maupun 3D. Final Output bisa dilakukan dengan proses exporting atau rendering. Pada proses ini, kalian akan mengatur atau menentukan opsi akhir secara detail untuk format film sesuai dengan kebutuhan. Sama seperti proses Rendering pada tahap Produksi, namun Final Output adalah proses akhir dan setelah itu tidak akan ada lagi proses penyuntingan yang dibutuhkan.

Jenis-jenis transisi adalah sebagai berikut.

1.Cut/Cut To

Cut berfungsi sebagai perpindahan atau transisi dari satu gambar atau adegan ke adegan yang lain secara langsung. Cut digunakan untuk:

·                     menyatakan kesinambungan cerita;
·                     menggambarkan detail objek;
·                     menciptakan suasana kejadian tegas, tegang, semangat.
2.DISSOLVE

Dissolve berfungsi sebagai jembatan potongan gambar yang secara berangsur – angsur terjadi perpindahan gambar. Dissolve digunakan untuk:

·                     menciptakan suasana kejadian romantis, halus, mengalir, sedih;
·                     menyatakan waktu lampau atau lamunan masa depan.
3.WIPE

Wipe berfungsi sebagai transisi yang menggantikan gambar dengan gambar berikutnya dengan cara bergerak dari sisi ke sisi lain menggunakan pola bentuk tertentu. Wipe digunakan untuk:

·                     menciptakan suasana ceria, bahagia, glamour;
·                     memberikan kesan retro.
4.FADE/Fading 

Fading berfungsi sebagai transisi yang menggantikan gambar dari gelap perlahan-lahan menjadi tampak gambarnya (fade in) atau dari gambar berubah secara berangsur-angsur menjadi gelap (fade out). Fade berfungsi untuk:

·                     sebagai awal dari sebuah adegan;
·                     membedakan perubahan waktu.

fungsi dalam tahapan editing video.

 Fungsi Editing Video
Editing video merupakan proses menyusun dan menata video shoot atau hasil rekaman gambar menjadi suatu rekaman gambar yang baru. Pekerjaan editing adalah berkaitan dengan proses pascaproduksi, seperti, gambar, penyatuan gambar, dan pemotongan pengisian gambar, colour correction, sound mixing, dan capture video.

2.                  Fungsi Sound
Fungsi sound meliputi sejumlah keperluan seperti, pembuatan musik ilustrasi, pembuatan sound efek, dan sound recording (untuk keperluan dubbing narasi).

3.                  Fungsi Image Editing
Merupakan penunjang elemen grafis untuk keperluan editing video yang dipergunakan dalam pembuatan judul dan ilustrasi.

4.                  Fungsi Animasi dan Visual Effect
Merupakan bagian video berupa animasi atau visual effect.

5.                  Fungsi Distribusi
Produk video yang telah dibuat mungkin selanjutnya akan didistribusikan kepada pemirsa yang merupakan target komunikasi dari produk video tersebut. Setelah proses editing video menghasilkan format file tertentu, file ini kemudian dapat diproses lanjut dalam usaha pembuatan vcd/dvd agar kelak dapat digandakan atau didistribusikan secara lebih luas.
Editing
Untuk melakukan sebuah editing video diperlukan peralatan komputer/laptop dan menggunakan aplikasi editing video. Terdapat banyak aplikasi editing video saat ini. Berikut akan dicontohkan penyuntingan (editing) menggunakan Windows Movie Maker.
Windows Live Movie Maker  adalah perangkat lunak yang merupakan bagian dari Windows Live Essentials. Fungsi utama program ini adalah untuk melakukan olah digital terhadap gambar bergerak (video), misalnya untuk menambahkan efek visual, atau menambahkan redaksi singkat yang berhubungan dengan video yang sedang disunting.
2.  ANIMASI DIGITAL
Proses Pembuatan Digital Animation :
PRAPRODUKSI
Pada tahap ini film belum dibuat tetapi persiapan telah direncanakan mulai dari tema, dan dikembangkan menjadi sinopsis, sinopsis dikembangkan menjadi storylinestoryboard.
Concept Art
Pada tahap ini mulai dibuat gambar-gambar sketsa. Semua sketsa yang dibuat akan dibentuk dalam model 3D dalam tahap produksi.
Storyboard
Pada saat skenario dan concept art telah selesai, tuangkan ide cerita tersebut ke dalam bentuk visual sehingga orang lain dapat memahami maksudnya.
Animatic Storyboard
Tahap ini dapat dianggap film telah memiliki kerangka acuan, karena alur cerita jelas dan gambar-gambar dari storyboard yang telah di scanning akan ditampilkan dengan tambahan sound dialog, narasi, sound FX.
Casting dan Recording
Para pengisi suara membacakan dialog yang telah dibuat.
Sound efect dan Music
Lagu tema dibuat berdasarkan alur cerita yang ada. Sebelum menciptakan lagu, pencipta lagu akan membaca script, sehingga alur cerita dan tema lagu dapat sejalan.
PRODUKSI
Modelling 2D ke 3D
Tahap ini merupakan tahap pembuatan film animasi yang berlangsung. Diawali dengan menstransfer objek 2D yang dibuat menjadi objek 3D. Body modeling,atau modeling lainnya yang masih dalam bentuk gambar 2D, dikonversikan ke dalam objek 3D.
Pemberian Tekstur pada Karakter
Tahap Mapping Texture Character, untuk pemetaan material kulit pada karakter.
Penganimasian
Proses pembuatan pergerakan atau penganimasian mencakup proses rigging, skinning, dan animasi.
Rendering
Pada tahapan ini objek 3D yang sudah selesai diteruskan dengan pemberian pencahayaan dan sifat bahan atau kulit pada objek, sehingga memberikan kesan yang lebih alamiah terhadap objek 3D.
POSTPRODUKSI
Compositing and Editing
Hal yang utama dalam film animasi 2D maupun 3D adalah pengomposisian karena pada tahap inilah adegan-adegan hasil render disatukan dan dirangkai untuk dapat lebih lanjut pada proses material.
3D Animation
Pada tahapan ini dilakukan pergerakan pada objek atau dikenal dengan istilah animasi. Sama halnya dengan modeling dan tekstur.
Video Effect
Proses yang terjadi pada tahapan ini adalah klip animasi yang dihasilkan oleh tahapan 3D tadi diolah sedemikian rupa melalui efek-efek khusus yang tidak bisa atau kurang efisien jika dilakukan pada tahap 3D tadi.
Final Compositing
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dimana semua elemen gambar, tulisan, dan klip animasi diproses dan disusun sehingga memperoleh sebuah rangkaian animasi akhir. Untuk memperkaya hasil animasi biasanya ditunjang oleh proses manipulasi suara yang dilakukan melalui teknik sound effect.
Analisis Video Animasi
1.      Sweet Cocoon
IDE : Distraxion adalah contoh animasi reel yang dalam pembuatan nya cukup sulit, namun ide dalam video animasi ini sangat unik dan banyak juga terjadi di sekitar kita, ide yang di dasari suatu pengalaman biasanya akan lebih mudah untuk di sampaikan kepada orang lain.
SINOPSIS & PLOT : Seekor ulat masuk ke tempat di mana dia merasa aman menjalani metamorfosisnya. Kepompongnya terlalu kecil baginya untuk masuk, untungnya ada dua serangga lain yang bisa membantunya.
Trio ini akan membawa kita ke beberapa situasi lucu tapi juga kupu-kupu yang indah.
KONSEP : Konsep video ini mendasar dengan back sound dan sound effect yang sesuai sehinnga membuat video ini tidak monoton, pembedaan karakter dengan musik sebagai mediator pembedanya , sangatlah konsep yang biasa namun memang sangat menyenangkan untuk di lihat dan di sajikan kepada para penikmat film / video animasi.
CHARACTER OF ANIMATION : Tiga karakter yang berbeda antara seekor ulat yang akan bermetamarfosis dengan 2 ekor kumbang. Ulat yang terus berusaha masuk kedalam kepompongnya hampir putus asa, kemudian lewatlah temannya, 2 ekor kumbang yang membantunya masuk ke dalam kepompong. Musik dan instrumen lucu serta background dari animasi sanggat menarik untuk dilihat.
COLOUR & SHARP IMAGE : warna dan ketajaman gambar Sangat baik untuk sekelas ANIMASI 3D.
Jenis Pengambilan gambar dalam film ini:
1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).
2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).
3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).
4. The paralel Sintagma (montase dari motif).
Teknik Pengambilan Gambar:
1. Extreme Long Shot.
2. Wide Shot (Open Shot)
3. Extablishing Shot

2. Piper
IDE : Distraxion adalah contoh animasi reel yang dalam pembuatan nya cukup sulit, namun ide dalam video animasi ini sangat unik dan banyak juga terjadi di sekitar kita, ide yang di dasari suatu pengalaman biasanya akan lebih mudah untuk di sampaikan kepada orang lain.
SINOPSIS & PLOT : Menceritakan sebuah kisah mendalam tentang seekor anak burung yang bernama Piper, tokoh utamanya, adalah seorang sandpiper kecil yang berhak mendapatkan semua makanannya jatuh ke dalam mulutnya oleh ibunya sementara burung kecil itu tinggal jauh dari pasang surut yang menumbuhkan makanan lezatnya. Suatu hari, ibu tidak menurunkan makanan di mulutnya lagi tapi meminta Piper untuk bergabung dengannya dalam ketakutan yang tidak diketahui tentang pemulungan tiram. Piper memiliki waktu yang sulit untuk mempelajari ujung tombak ketekunan, tapi cukup tangguh untuk mengatasi trauma yang menimpanya.
KONSEP : Sebuah alegori tentang cara anak belajar dari orang tua mereka dan dari anak-anak lain, Piper adalah sebuah cerita tentang menaklukkan dan mengatasi ketakutan pribadi seseorang. Gaya fotorealistik enam menit yang bergaya mengikuti puyuh lapar Piper, yang harus mengatasi rasa takutnya akan air agar bisa makan.
CHARACTER OF ANIMATION : Seekor anak burung yang lapar, menunggu makanan dari ibunya, yang ingin mengajarkannya langsung cara mencari makan dipesisir pantai dengan ombak yang pasang surut. Ketika burung-burung lain yang berlarian saat ombak pasang. Ia belajar menghindari ombak dari 3 ekor kumang laut yang bersembunyi dibawah pasir.
COLOUR & SHARP IMAGE : warna dan ketajaman gambar Sangat baik untuk sekelas ANIMASI 3D.
Jenis Pengambilan gambar dalam film ini:
1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).
2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).
3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).
4. The paralel Sintagma (montase dari motif).
Teknik Pengambilan Gambar:
1. Wide Shot
2. Medium Shot
3. Extablishing Shot
4. Full Shot
5. long shot
6. Extreme Long Shot (XLS)

3. MUSIK DIGITAL

Produksi Media Audio
1.      Peralatan produksi media audio
Produksi sebuah media audio profesional ( proses rekaman) dilakukan di sebuah studio rekaman. Studio rekaman merupakan sebuah ruangan yang digunakan sebagai fasilitas proses rekaman. Sebuah studio rekaman paling tidak memiliki dua ruangan, yaitu ruang rekam dan ruang kontrol. Idealnya merekam suara dilakukan diruang rekam. Ruang rekam harus kedap suara , artinya dapat menyerap suara sehingga tidak ada suara yang terpantulkan dan tidak bocor dari suara liar dari luar ruang rekam. Sedangkan ruang kontrol, digunakan sebagai tempat dimana pemegang kendali jalannya rekaman berada dan melakukan rekaman terhadap suara-suara dari ruang rekaman.
  Peralatan yang umum ada dalam studio rekaman adalah:
1)   Miikrofon
Mikrofon merupakan barisan terdepan dalam sebuah proses rekaman. Karena alat ini merupakan tranducer yang dapat mengubah
gelombang suara di udara menjadi variasi tegangan yang nantinya akan diubah menjadi data digital oleh sebuah converter. Berdasarkan tipe sensifitasnya, mikrofon dibedakan menjadi dua, yaitu omni directional dan uni directional.
2)   Mixer console
Istilah lain untuk mixer console, yaitu audio mixeratau soundboard. Seiring perkembangan teknologi kini ada juga mixer console digital.
Secara umum bagianaudio mixer terdiri dari:
1.      a)Beberapa chanel input, jumlah tergantung tipe audio mixer. Setiap channel input, biasanya terdiri dari: terminal masukan, dapat berupa jenis input jack, XLR, RCA
2.      b)Kontrol Equalisasi, untuk mengatur frekuensi jangkauan, misalnya bass, treble, midle.
3.      c)Fader Gain, menagtur kuat lemahnya volume masukkan.
4.      d)Kontrol keluaran utama
5.      e)Tampilan Meter
Tampilan meter ini biasanya berupa vu meter atau led display, yang berupa menunjukkan level setiap channel input maupun master output.
3)   Speaker monitor
Speaker dalam sebuah studio rekaman memang dirancang khusus untuk kebutuhanmixing/mastering.
4)   Open reel
Open reel adalah alat produksi media audio yang berguna untuk perekaman analog. Selain itu, open reel digunakan juga sebagai alat untuk editing.Seiring perkembangan teknologi di dunia audio recording, yang mengarah pada produksi audio digital alat ini sudah ajarang diggunnakan.
5)   Digital audio work station
Digiatal Audio Workkstation adalah perangkat yan digunakan khusus untuk proses rekaman audio digital. Perangkat ini pada dasarnya adalah sebuah komputer yang dapat melakukan fungsi perekam, sinthesizier, tigital to analog converter, mixing, sound effect. Untuk memenuhi fungsi-fungsinya, komputer ini harus memiliki perangkat keras tambahan yaitu:
a)Audio converter
Pada prinsipnya audio converter mempunyai fungsi utama sama dengan sebuah sound card, meskipun demikian audio converter yang dimaksud berbeda pada sound card pada komputer-komputer biasa. Fungsi-fungsi audio converter ini, diantaranya:
·         Sintheszier
·         MIDI interface
·         Pengkonversi data analog ke digital, misalnya merekam suara dari mikrofon
·         Pengonversi data dari digital ke analog.
b)Multi Track audio software
Perekam lunak yang digunakan untuk aplikasi perekaman. Selain itu, perangkat lunak ini juga mempunyai fasilitas untuk mixing dan editing suara. Ada pun beberapa perangkat lunak ini misalnya:
·         Digidesaign Pro Tools
·         Adobe audition
·         Cakewalk sonar
·         Steinberg nuendo dan Cubase, dll
6)   Tape Recorder
Alat ini menggunakan bahan baku kaset. Hasil rekaman yang diperoleh berupa data analog. Selain dapat merekam tape recorder juga dapat memutar kaset audio.
7)   Digital Portable Recorder
  Alat ini dapat merekam suara dan menyimpannya dalam bentuk data digital.
1.      Proses pembuatan media audio
Secara umum proses pembuatan media audio melalui tiga tahap, yaitu: pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Pada setiap tahapnya terdiri dari beberapa kegiatan.
2.  Tahap Pra Produksi
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pra produksi, meliputi:
a) Telaah Materi
Dalam mengembangkan media untuk pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan jenjang pendidikan yang akan dibuat medianya. Kurikulum dijadikan acuan utama, agar media pembelajaran yang dibuat sesuai tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum meliputi telaah tujuan (kompetensi dasar) yang ingin dicapai, anlisis karakteristik materi ajar dan analisis karakteristik siswa. Media audio yang akan dibuat harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dari peserta didik. Bila media yang dibuat tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka media tersebut tidak akan banyak membantu peserta didik.
b) Pencarian Ide
Setelah analisis kurikulum, akan diperoleh gambaran tentang materi-materi yang membutuhkan media audio. Selanjutnya, tinggal memilih materi mana yang lebih dulu akan dibuat medianya dan menetapkan format sajian media audio yang akan diproduksi. Bermacam-macam bentuk sajian yang dapat dipilih misalnya dialog, drama, narasi, pantun dan lain-lain.
Telaah kurikulum sebaiknya dilakukan oleh guru atau pengembang media, dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Peranan guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang tercantum dalam silabus dan RPP. Peranan ahli materi yaitu untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini.
Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.
c)Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah program. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karateristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dan lain-lain. Tahapan penulisan naskah yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian informasi, penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.
Format naskah audio yang umum digunakan adalah menggunakan format dua kolom
1)   Tahap produksi
Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembuk naskah, pemilihan pemain, latihan kering, rekaman, editing dan mixing, preview, pembuatan master.
a) Membentuk Tim Produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja kolaboratif (team work), yaitu beberapa orang dengan keahlian atau keterampilan berbeda bekerja secara bersama-sama dalam menyelesaikan media. Di sini, diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut yaitu:
·         Sutradara, yaitu: orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik dari sebuah produksi.
·         Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
·         Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
·         Penata musik, menyiapkan musik dan sound effectsesuai dengan naskah.
·         Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur (dialog/drama) dengan musik dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.
b) Rembuk naskah (script conference)
Setelah sutradara mempelajari naskah program media, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media dan pihak-pihak terkait.rembuk naskah dilakukan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap isi naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal. Setelah penyamaan persepsi selesai, maka sutradara segera mengubah naskah menjadi bahasa audio(skenario) yang menarik minat, enak didengar, mudah dipahami, menyenagkan dan bermanfaat.
c) Menyusun Storyboard/skenario
Skenario adalah naskah panduan operasional dalam kegiatan produksi (perekaman), oleh karena itu perlu disusun secara jelas dengan bahasa yang mudah dipahami dan mearik minat pendengar. Pada skenario sudah tergambar dengan jelas dan secara rinci mengenai siapa pemerannya, dimana lokasinya, berapa lama durasinya, jenis musik dan lain-lain.
d) Penyusunan anggaran
Anggaran adalah total biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan media tersebut, mulai dari perencanaan hingga kegiatan pasca produksi. Penyusunan anggaran harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti: lamanya  syuting, jumlah tim produksi, lokasi, biaya editing baik didalam studio maupun diluar studio, jauh dekatnya dan berapa tempat, pemain: bintang atau bukan dan jumlahnya, peralatan yang dipakai, setting dan properti yang diperlukan, faktor kesulitan (stuntman, animasi), musik (buat sendiri atau beli hak cipta) dan lain sebagainya
e) Pemilihan pemain
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya adalah pemilihan pemain. Pemain disini adalah orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah sehingga akan membuat media audio bagus dan menarik.
f) Latihan kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal untuk menghindari bnayak kesalahan pada saat rekaman.
g) Rekaman (recording)
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara  adalah pengendali sepenuhnya jalanya rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.
1.      Tahap Pasca Produksi
Setelah produksi selesai dilakukan, tahap selanjutnya yaitu pasca produksi. Kegiatan pasca produksi langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan, yaitu:
1)   Editing dan Mixing
Editing maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau juga menambah efek, misalnya echo. Mixing mksudnya mencampur atau menambah musik dan soundeffectsehingga media audio terkesan menarik.
a) Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap hasil produksi ini di tinjau dari segi materi dan media. Dari segi materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara (soundeffect), kualitas suara (ada tidaknya noise), ksetabilan volume. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.
2)   Pembuatan Master Audio Pembelajaran
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaseet, CD, atau media penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master jika diperlukan penggandaan.

https://lms.smktrisukses.sch.id/mod/page/view.php?id=280

LAPORAN TAHAP PRA-PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA-PRODUKSI

  TAHAP PRA-PRODUKSI 
Adalah salah satu tahap dalam proses pembuatan film/dokumenter. Pada tahap ini dilakukan sejumlah persiapan pembuatan film, diantaranya meliputi penulisan naskah skenario, menentukan jadwal pengambilan gambar, mencari lokasi, menyusun anggaran biaya, mencari/mengaudisi calon pemeran, mengurus perizinan, menentukan staf dan kru produksi, mengurus penyewaan peralatan produksi film, dan juga persiapan produksi, pasca-produksi serta persiapan-persiapan lainnya. Namun dari tahap pra-produksi yang saya ambil yaitu survey tempat dan langsung meminta perizinan untuk men-shoot dan mewawancarai kepala suku adat ataupun beberapa masyarakat di daerah Dayak Losarang tersebut. Dan juga tidak lupa untuk mempersiapkan alat apa saja yang harus dibawa seperti : Kamera, Lighting, Battery Charger, Lensa (Fix, Standar, Telle), Tripod, MemoryCard (beserta cadangannya) dan Flash.
Kita harus tau medan lapangan seperti apa yang akan kita shoot dan alat apa saja yang sekiranya akan dibutuhkan untuk membuat laporan liputan atau teknik reportase berbentuk dokumenter seperti liputan yang saya buat ini.
Sebelumnya saya mengetahui perizinan disana mudah itu karena ada teman saya dan kebetulan sering ada media televisi juga yang menshoot kehidupan sehari-hari tentang adat budaya dayak losarang ini.
TAHAP PRODUKSI
Produksi merupakan hasil kombinasi dari faktor – faktor produksi. Pengambilan gambar (shooting video) dilakukan, idealnya hingga tuntas. Kebutuhan shooting video sebelumnya telah dirumuskan pada Tahap Pra Produksi, idealnya dalam bentuk storyboard yang mencakup banyak informasi termasuk sudut pengambilan gambar (angle). 
Pada kebanyakan film komersial, kegiatan shooting merupakan tahapan kegiatan yang berbiaya produksi paling tinggi disebabkan keterlibatan banyak kru, pemain (aktor/aktris) itu sendiri, serta pemakaian alat – alat canggih yang dibayar sebagai sewa harian. Karena itu dapat dengan mudah dipahami bahwa kegiatan Pra Produksi yang baik dapat menuntun jalannya kegiatan produksi agar berjalan dengan efektif dan efisien. Namun karena tugas ini individual untuk menyelesaikan tugas ujian akhir semester jadi saya memutuskan hanya mengandalkan dengan bantuan teman saya yang memiliki perizinan tersebut untuk mempermudah tahap produksi ini jadi saya hanya memiliki 1 Kru yaitu teman saya yang membantu membawakan seluruh alat yang sawa bawa pada hari H.
TAHAP PASCA-PRODUKSI
Pada tahap pasca produksi semua bahan mentah produksi dikumpulkan untuk diolah. Analoginya, ialah seorang koki yang membawa semua bahan masakan dan bumbu ke dapur, untuk diolah sesuai resep yang telah ada. Berikut ini merupakan beberapa fungsi dalam tahapan editing video.
Fungi Editing Video
merupakan proses menggerakan dan menata video shoot atau hasil rekaman gambar menjadi suatu rekaman gambar yang baru dan enak untuk dilihat. secara umum pekerjaan editing adalah berkaitan dengan proses pasca produksi, seperti, colour correction, sound mixing, dan capture video.

Fungsi Sound 
Fungsi sound meliputi sejumlah keperluan seperti, pembuatan musik ilustrasi, pembuatan sound efek, dan sound recording (untuk keperluan dubbing narasi). 

 
 
Fungsi Image Editing
Merupakan penunjang elemen grafis untuk keperluan editing video yang dipergunakan dalam pembuatan judul dan ilustrasi.
 


Fungsi Animasi dan Visual Efek
Merupakan bagian video yang berupa animasi atau visual efek merupakan klip video berdurasi tertentu yang ditambahkan pada proyek video editing.
Fungsi Distribusi
Produk video yang telah dibuat selanjutnya akan didistribusikan kepada pemirsa yang merupakan target komunikasi dari produk video tersebut. Setelah proses editing videomenghasilkan format file tertentu, file ini kemudian dapat diproses lanjut dalam usaha pembuatan vcd/dvd agar kelak dapat digandakan atau didistribusikan secara massal.

http://arsenik204.blogspot.com/2018/03/kd-414-membuat-laporan-hasil-pasca.html