Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi
A. Asumsi Dasar Akuntansi
Untuk menyusun laporan keuangan harus didasarkan pada asumsi-asumsi akuntansi sebagai berikut :
- Dasar tunai (cash basic) adalah dasar akuntansi yang menetapkan bahwa pencatatan transaksi atau peristiwa ekonomi hanya dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas.
- Dasar akrual (accrual basic) adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). Transaksi-transaksi tersebut dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
- Konsep entitas (kesatuan usaha) Yang dimaksud konsep kesatuan usaha adalah akuntansi harus berlaku untuk setiap unit ekonomi secara terpisah. Dengan demikian kejadian keuangan yang menyangkut suatu unit ekonomi tidak boleh dicampur dengan unit ekonomi lain maupun dengan pemiliknya.
- Kelangsungan usaha (going concern assumption) Laporan keuangan disusun dengan anggapan bahwa perusahaan akan melanjutkan usahanya di masa depan dan tidak bermaksud mengurangi skala usahanya, atau bahkan melikuidasi.
- Unit moneter (monetary unit assumption) Seluruh transaksi dan peristiwa ekonomi dapat dinyatakan dalam satu mata uang tertentu.
- Periode Akuntansi (accounting periode assumption) Laporan keuangan perusahaan harus dilaporkan secara berkala dibagi dalam periode tertentu (periode akuntansi).
B. Prinsip Akuntansi
Pada dasarnya ada 4 prinsip akuntansi sebagai berikut.
- Prinsip Biaya (Cost Principles).
Pada prinsip biaya, menekankan bahwa harta (assets) dicatat pada biaya perolehannya (cost principles).
- Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recoqnition).
Pada prinsip pengakuan pendapatan menekankan bahwa pendapatan harus diakui saat periode pendapatan itu terjadi.
- Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Prinsip mempertemukan ini adalah merupakan mempertemukan antara biaya dengan pendapatan yang timbul dari biaya yang dikeluarkan tersebut.
- Prinsip Penandingan biaya – pendapatan (matching principles).
Pada prinsip penandingan biaya-pendapatan menekankan bahwa pengakuan pendapatan harus ditandingkan dengan beban terkecil dalam satu periode yang sama.
- Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principles).
Pada prinsip pengungkapan penuh, menekankan bahwa laporan keuangan harus disajikan secara full (penuh), fair (wajar) dan adequate (memadai).
Editor By : Riyanto A Pratomo
https://akuntakita.com/2017/08/08/asumsi-dan-prinsip-dasar-akuntansi/
Konsep dasar akuntansi
Yang mendasari penyusunan prinsip akuntansi antara lain prinsip biaya historis (historical cost principle), prinsip mempertemukan (matching principle), prinsip konsistensi (consistency principles) dan prisip lengkap (full disclousure). Berikut penjelasan konsep dasar akuntansi tersebut.Pada prinsip ini menginginkan pemakaian harga perolehan di dalam pencatatan aktiva, utang, modal dan biaya. Yang disebut sebagai harga perolehan adalah harga pertukaran yang telah disetujui oleh kedua belah pihak dalam suatu transaksi. Oleh sebab biaya historis berdasarkan pada harga pertukaran antara pihak-pihak yang bebas sehingga terdapat kesulitan atau kendala dalam menentukan besarnya harga apabila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi. Sebagai contoh adalah pemberian hadiah. Pada kondisi ini tidak terdapat harga pertukaran yang terjadi dan juga kemunginan besar pihak yang memberi hadiah merupakan pihak yang ada/ erat hubungannya dengan perusahaan. Kendala lainnya misalnya adanya pertukaran aktiva dengan aktiva atau dengan saham.
Meskipun kendala yang dihadapi jika menggunakan biaya historis masih ada, namun prinsip biaya historis merupakan data yang dianggap yang paling objektif dan dapat diperiksa kebenarannya. Prinsip biaya historis berkaitan erat dengan asumsi bahwa unit moneter yang dipakai adalah stabil. Namun pada kenyataanya bahwa nilai mata uang kita (rupiah) nialainya menurun karena adanya inflasi. Kenyataan seperi ini yang biasa memunculkan suatu kritik atas biaya historis dan terdapat pengusulan untuk memakai prinsip yang lainnya yang memperhitungkan adanya perubahan nilai mata uang (rupiah) seperti price-level adjusment dan current cost accounting.
b. Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle)
Pengertian pendapatan adalah aliran aktiva (harta-harta) yang terjadi karena adanya penyerahan barang atau jasa yang dijalankan oleh unit usaha dalam satu periode. Istilah pendapatan pada prinsip pengakuan pendapatan merupakan istilah yang luas, termasuk di dalamnya pendapatan sewa, bunga, laba penjualan aktiva dan lain-lain. Umumnya pendapatan diakui pada waktu terjadinya penjualan barang/ jasa yaitu pada saat terdapat kepastian tentang besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterimanya. Ketentuan tersebut tidak selamanya dapat diterapkan, karena terdapat pengecualian-pengecualian. Untuk pengecualian tersebut adalah pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai, selama masa produksi dan pada waktu kas diterima. Pengakua pada waktu produksi selesai dipakai dalam penambangan logam mulia seperti halnya pada penambangan emas atau penambangan perak. Pengakuan pendapatan selama produksi terjadi dalam kontrak - kontrak jangka panjang. Pengakuan pendapatan pada waktu uang diterima yaitu terjadi pada penjualan secara angsuran.
c. Prinsip mempertemukan (matching principle)
d. Prinsip konsistensi (consistency principle)
Supaya laporan keuangan dapat diperbandingkan maka prosedur dan metode yang dipakai dalam akuntansi perusahaannya harus konsisten dari tahun ke tahun. Konsistensi ini bukan berarti bahwa perusahaan tidak diperkenankan untuk merubah metode. Jika terjadi pergantian metode dalam akuntansi dan jumlahnya akan mempengaruhi laba perusahaan maka harus di ungkapkan dalam laporan keuanagan.
e. Prinsip pengungkapan lengkap (full disclousure principle)
Pengertian pengungkapan secara lengkap yaitu menyajikan informasi secara lengkap dalam laporan keuangan.