Pengertian Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi dapat kamu artikan sebagai setiap tindakan akuntansi dalam suatu perusahaan yang harus mereka identifikasi, analisis, dan catat menggunakan proses yang berulang. Siklus ini berlangsung dalam kurun satu tahun kalender.
Semua prinsip, peraturan, metode, dan teknik akuntansi perusahaan gunakan pada kurun waktu tersebut untuk mencatat semua aktivitas akuntansi yang terkait dengan bisnis. Siklus ini biasanya mulai dengan pembukaan buku di awal tahun dan berakhir dengan jurnal penutup.
Selama perusahaan beroperasi, prosedur akuntansi ini akan mereka lakukan terus menerus. Akibatnya, proses tersebut menjadi sebuah siklus. Keberadaan siklus tersebut dapat membantu pemilik usaha dalam mengkaji situasi keuangan perusahaan.
Menurut Dina Fitria (2014:28), siklus akuntansi mengacu pada tahapan kegiatan akuntansi yang dimulai segera setelah transaksi terjadi dalam suatu entitas. Tahapan ini terdiri dari pencatatan, penggabungan, pengikhtisaran data keuangan yang telah terproses sebelumnya, dan pelaporan.
Sedangkan menurut Rahman Pura (2013:18) berpendapat bahwa siklus akuntansi adalah seperangkat tugas dan tahapan akuntansi yang terjadi secara sistematis. Tahapan tersebut mulai dengan pencatatan akuntansi dan diakhiri dengan penutupan pembukuan.
Baca juga: Prinsip Dasar Akuntansi, Yuk Ketahui
Perbedaan Siklus Akuntansi dan Proses Akuntansi
Dua kata yang secara konsisten digunakan dalam literatur akuntansi pengantar dan literatur akuntansi keuangan adalah siklus akuntansi dan proses akuntansi. Kedua frasa tersebut mengacu pada seperangkat prosedur yang berguna untuk memproses data transaksi dan menghasilkan laporan keuangan.
Istilah siklus akuntansi dan proses akuntansi ini pun cukup mirip. Untuk menghasilkan laporan keuangan pada akhir periode, proses akuntansi memerlukan sejumlah proses yang sedang berlangsung untuk memproses data transaksi.
Sementara itu, siklus akuntansi melanjutkan rangkaian kegiatan yang sama, tetapi dilanjutkan dengan aktivitas tambahan untuk memastikan bahwa catatan akuntansi disiapkan untuk digunakan pada periode mendatang. Aktivitas tambahan adalah pembuatan jurnal pembalik dan posting jurnal tersebut ke akun yang sesuai.
Jenis Siklus Akuntansi
Setelah kamu mengetahui pengertian siklus akuntansi, sebaiknya kamu juga mengetahui jenis dari siklus ini, antara lain sebagai berikut:
1. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah bisnis yang tidak memiliki kepemilikan dan menyediakan produk yang tidak berwujud. Jadi, meskipun tidak berwujud dan abstrak, barang yang dipasarkan tetap memiliki keuntungan bagi masyarakat umum atau pelanggan.
Jasa profesional seperti akuntan, jasa perjalanan wisata seperti transportasi tradisional, bimbingan belajar di bidang jasa pendidikan, dan masih banyak lagi adalah contoh perusahaan jasa.
Masih ada sebagian orang yang percaya bahwa bisnis jasa tidak memerlukan siklus akuntansi, bisa jadi karena barang yang dikirimkan bersifat abstrak. Sedangkan, penyedia jasa sendiri sangat diuntungkan dari hal tersebut.
2. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Barang yang perusahaan dagang tawarkan tentu berwujud dan dapat konsumen miliki. Oleh karena itu, perusahaan dagang adalah bisnis yang melakukan kegiatan pembelian, penyimpanan, dan juga penjualan barang.
Biasanya, akun seperti penjualan, biaya persediaan, dan harga pokok penjualan termasuk dalam siklus akuntansi perdagangan.
Tahapan Siklus Akuntansi
Segala sesuatu yang termasuk dalam bidang akuntansi dicatat selama periode tertentu dengan menggunakan prinsip, aturan, proses, metode, dan teknik akuntansi.
Siklus akuntansi biasanya mulai dengan transaksi dan berakhir dengan pembuatan laporan keuangan perusahaan. Selain itu, saldo harus selesai pada jurnal penutup atau saat mencapai jurnal pembalik.
Gambar siklus akuntansi secara umum ditunjukkan pada bagan di atas. Adapun deskripsi setiap siklus dijelaskan di bawah ini.
1. Identifikasi Transaksi
Identifikasi setiap transaksi adalah tahap pertama siklus akuntansi. Akuntan harus secara akurat menyelesaikan tugas identifikasi ini, yang dapat mereka lakukan dengan melacak setiap transaksi yang terjadi.
Transaksi akuntansi yang kamu catat yakni transaksi yang secara langsung memengaruhi perubahan status keuangan perusahaan dan kamu evaluasi secara objektif. Untuk melakukan identifikasi, transaksi juga harus memuat dokumentasi transaksi.
Kwitansi, faktur, nota, dan dokumen lain yang sah dalam bidang akuntansi dapat berguna sebagai bukti transaksi ini. Oleh karena itu, setiap transaksi akuntansi harus mencakup dokumentasi transaksi yang dapat akuntan catat dan identifikasi, terutama yang terkait dengan perubahan situasi keuangan perusahaan..
2. Menganalisis Transaksi
Setelah mencatat transaksi, tahapan selanjutnya dari siklus akuntansi adalah memeriksa setiap transaksi yang telah dilakukan. Sebab, dalam mengambil keputusan, analisis transaksi dapat berdampak pada situasi keuangan perusahaan.
Double-entry system digunakan dalam akuntansi sebagai metode pencatatan. Oleh karena itu, transaksi akuntansi memengaruhi debit dan kredit keuangan dengan cara yang sama. Secara sistematis, menggunakan persamaan seperti:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
3. Pencatatan Transaksi dalam Jurnal
Langkah siklus akuntansi selanjutnya setelah kamu menyelesaikan analisis transaksi adalah mencatat setiap transaksi dalam jurnal keuangan. Jurnal adalah catatan kronologis transaksi selama periode waktu tertentu yang berguna dalam akuntansi. Sedangkan, penjurnalan adalah tindakan memasukkan informasi tersebut.
Setiap transaksi terbagi menjadi dua kategori selama proses penjurnalan, yakni debit dan kredit. Kamu dapat menuliskan pencatatan ini dalam jurnal umum.
Tanpa menghilangkan transaksi apapun, pencatatan harus kamu lakukan secara sistematis dan hati-hati. Sehingga, kamu akan menerima jumlah debit dan kredit yang sama pada masa akhir.
4. Membukukan Jurnal Penyesuaian ke Buku Besar
Kemudian, siklus akuntansi selanjutnya adalah memindahkan semua transaksi dari jurnal ke buku besar setelah kamu catat.
Buku besar sering dapat dianggap sebagai sekelompok rekening pembukuan yang merinci aset tertentu yang dilaporkan dalam satu periode. Tidak diragukan lagi bahwa terdapat berbagai daftar rekening buku besar dalam sebuah perusahaan.
Pada tahapan siklus akuntansi ini, nomor-nomor kode tertentu diberikan untuk setiap rekening yang ada di buku besar. Tujuannya, untuk memudahkan proses identifikasi dalam jurnal. Selain itu, jika transaksi akuntan catat dalam buku besar, akan lebih mudah untuk memeriksanya kembali atau melihat referensi terkait.
5. Menyusun Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian
Menyusun neraca saldo dan jurnal penyesuaian adalah langkah-langkah berikutnya dalam tahapan proses akuntansi yang harus seorang akuntan selesaikan. Setiap saldo akun dalam buku besar untuk periode waktu tertentu tercantum dalam neraca saldo.
Saldo buku besar bersatu dan harus dalam keadaan yang sama saat membuat neraca saldo. Selain itu, kamu harus membuat pencatatan dalam jurnal penyesuaian jika ternyata beberapa transaksi belum tercatat atau jika menemukan kesalahan dalam neraca saldo.
Jurnal penyesuaian ini bersifat berkala dengan menggunakan metode yang sama seperti jurnal biasa. Hasilnya, laporan keuangan menjadi aktual setelah dimasukkan ke dalam jurnal penyesuaian.
6. Membuat Neraca Saldo Penyesuaian Serta Laporan Keuangan
Pembuatan laporan penyesuaian dan laporan keuangan adalah fase berikutnya dalam siklus ini. Buku neraca saldo yang telah kamu buat sebelumnya dengan memperhatikan jurnal penyesuaian menjadi dasar penyusunan neraca penyesuaian.
Tergantung pada posisinya, saldo terbagi menjadi aktiva dan pasiva. Kemudian, kamu susun sehingga kedua saldo jumlahnya sama besar. Jumlah keseluruhan dalam aktiva dan pasiva harus diperhitungkan saat menyusun neraca saldo penyesuaian ini.
Jika tidak, akan terjadi kesalahan perhitungan sehingga laporan keuangan tidak dapat kamu buat. Setelah aktiva dan pasiva dalam buku neraca saldo sama, maka laporan keuangan ini bisa mulai dibuat.
Banyak laporan, termasuk laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan neraca yang menghitung likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas, disiapkan sebagai bagian dari laporan keuangan. Setelah itu, kemudian kamu lanjut ke tahap terakhir, yaitu pembuatan jurnal penutup dalam proses akuntansi.
7. Menyusun Jurnal Penutup
Seorang akuntan harus menyiapkan jurnal penutup sebagai langkah terakhir pada tahapan siklus akuntansi ini. Pada akhir periode akuntansi, jurnal penutup ini kamu buat dengan menutup rekening nominal atau rekening laba rugi. Kamu dapat menutup kedua akun dengan menyetel nilai setiap rekening ke nol.
Rekening ini akan ditutup untuk melihat aliran di sumber untuk periode akuntansi yang masih berjalan. Jurnal penutup ini dapat kamu gunakan untuk mengevaluasi setiap tindakan yang kamu lakukan selama periode setelah rekening tutup. Dalam siklus berikutnya, jurnal penutup dapat membantu awal baru periode selanjutnya
8. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Dalam siklus akuntansi, tahap ini bersifat opsional. Setelah jurnal penutup kamu buat, kamu nantinya akan menyusun neraca saldo. Isi neraca saldo ini adalah daftar saldo rekening buku besar yang ada setelah jurnal penutup.
Singkatnya, neraca saldo hanya menunjukkan saldo untuk rekening yang permanen saja. Tujuan adanya penyusunan ini adalah untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan tentang keseimbangan saldo. Oleh karena itu, tahapan siklus akuntansi ini bersifat opsional.
9. Buat Jurnal Pembalik
Sama halnya seperti menyusun neraca saldo setelah penutupan, tahap siklus akuntansi ini juga opsional. Jurnal pembalik dibuat untuk memudahkan pencatatan transaksi tertentu yang akan terjadi berulang kali pada periode berikutnya.
Jurnal pembalik ini sering dilakukan pada awal periode berikutnya. Selain itu, jurnal penyesuaian dapat kamu gunakan sebagai acuan dalam pembuatan jurnal ini, yang mana setiap transaksi dalam jurnal penyesuaian akan kamu balik.
Lalu, dalam jurnal pembalik, transaksi yang awalnya kredit dan tercatat dalam jurnal penyesuaian akan berubah menjadi debit.
Sudah Tahu Siklus Akuntansi?
Pembuat kebijakan dalam organisasi dapat memanfaatkannya sebagai alat pengambilan keputusan dengan melakukan siklus akuntansi yang tepat.
Tentunya setiap langkah dalam pencatatan pembukuan perusahaan harus memperhatikan tahapan siklus akuntansi seperti penjelasan di atas. Tujuan akhir dari semua catatan pembukuan ini adalah untuk memberikan laporan keuangan yang akurat untuk perusahaan.
Jika kamu langsung menggunakan siklus ini di perusahaan kamu, mempelajari atau memahaminya akan lebih mudah. Selain itu, harus digaris bawahi bahwa pelaksanaan pencatatan siklus ini tidak dapat terpisah dari prinsip-prinsip dasar akuntansi.
Namun kesimpulannya, penting untuk memahami siklus ini dan bagan yang ada. Terutama untuk jenis bisnis kamu terlepas dari jenis perusahaan yang kamu jalankan, apakah itu perusahaan manufaktur, jasa perusahaan, atau perusahaan perdagangan.
https://ppmschool.ac.id/siklus-akuntansi-adalah/