Aset tetap atau aktiva tetap (fixed assets) adalah kekayaan perusahaan yang dilaporkan pada laporan keuangan bulanan dan tahunan. Jenis laporan keuangan yang menyajikan aset tetap adalah laporan posisi keuangan atau neraca atau balance sheet atau Statements of Financial Position, termasuk saat terjadi penghentian aktiva tetap.
Assets management perlu diterapkan oleh perusahaan agar keberadaan aset tetap terjaga dengan baik dan selalu siap ketika dibutuhkan perusahaan. Pengelolaan aset tetap dimulai sejak pencatatan harga perolehan, maintenance, sampai penghentian aset tetap. Bagaimana cara mencatat penghentian aset tetap tetap sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku saat ini? Mari ikuti pembahasan lengkap beserta contoh-contohnya berikut ini.
01: Sekilas Tentang Penghentian Aktiva Tetap
A: Latarbelakang Penghentian Aset Tetap
Keberadaan aset tetap adalah sangat penting untuk men-support aktivitas dan perjalanan suatu entitas, organisasi, lembaga, maupun institusi. Namun sebaliknya, aset tetap juga bisa menjadi beban jika manfaat dan kegunaannya kurang optimal, karena perusahaan harus selalu mengeluarkan biaya-biaya yang dibutuhkan, seperti beban pemeliharaan, perbaikan, penggantian part tertentu.
Oleh karena itu, jika dirasa keberadaan aktiva tetap sudah tidak bisa berfungsi secara optimal dalam mendukung kegiatan perusahaan, maka perlu diambil keputusan yang tepat, misalnya dengan menghentikan keberadaan aktiva tetap tersebut. Bagaimana cara dan prosedur penghentian aset tetap? Yuk baca terus artikel ini…
B: Cara Menghentikan Aset Tetap
Bagaimana cara penghentian aset tetap?
Penghentian aset tetap bisa dilakukan karena alasan tertentu. Ada tiga cara penghentian pemakaian aktiva tetap yaitu:
- Bisa dengan dijual,
- Ditukarkan,
- Ataupun karena aset tetap tersebut sudah rusak.
Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakaian, maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tetap tersebut dihapuskan.
Apabila aset tetap tersebut dijual, maka selisih antara harga jual dan nilai buku atau nilai residu dicatat sebagai laba rugi.
02: Pencatatan Penghentian Aktiva Tetap
A: Proses Pencatatan Penghentian Aset Tetap
Bagaimana cara melakukan pencatatan penghentian aktiva atau aset tetap perusahaan?
Untuk memudahkan dalam memahami proses dan prosedur pencatatan penghentian aset tetap, saya akan menggunakan dan sajikan contoh kasus, dan pada contoh kali ini, penghentian aktiva tetap karena aset tersebut dijual.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal penjualan aset tetap beserta jawabannya berikut ini:
PT Karya Jaya Milenia, sebuah home industri yang bergerak di bidang industri pengolahan snack aneka hasil laut dan tambak. Perusahaan mempunyai rencana peremajaan alat produksi dan mesin, yaitu dengan mengganti mesin-lama yang kurang produktif. Untuk mengoptimalkan proses peremajaan tersebut, perusahaan menjual mesin-mesin produksi lama, yang selanjutnya akan digantikan dengan yang baru.
Pada tanggal 01 Juli 2022, perusahaan menjual mesin produksi dengan harga Rp. 6.500.000,- . Mesin produksi pengolahan aneka makanan olahan laut tersebut dibeli pada tanggal 01 Februari 2018 dengan harga Rp. 32.000.000,- . Mesin tersebut ditaksir umurnya 5 tahun dan perhitungan nilai depresiasinya dengan menggunakan cara garis lurus (straight line method).
Pertanyaan:
Bagaimana cara menghitung nilai penyusutan aktiva tetap, saya sarankan untuk membaca artikel mengenai Metode Perhitungan Penyusutan Aktiva, selanjutnya, taksiran nilai residu sebesar Rp. 2.000.000.
Jawaban:
Perhatikan pencatatan jurnal penyusutan atau depresiasi mesin yang dijual pada tanggal 01 Juli 2022 adalah sebagai berikut :
[Debit] Depresiasi Mesin …………………. Rp. 3.000.000
[Kredit] Akumulasi Depresiasi Mesin ……… Rp. 3.000.000
Depresiasi mesin dicatat di bagian debit karena menaikan saldo biaya sehingga dianggap sebagai beban, sehingga mempengaruhi laba (rugi) akhir periode. Akumulasi penyusutan mesin dicacat pada sisi kredit karena akan menurunkan nilai aset. Bagian ini akan dilaporkan dalam neraca (balance sheet).
Bagaimana cara menghitung nilai depresiasi? Baca terus ya… 🙂
B: Perhitungan Nilai Depresiasi Aset Tetap
Bagaimana cara menghitung nilai depresiasi mesin yang dijual? berikut ini proses perhitungannya…
= 6/12 x 1/5 x ( Rp. 32.000.000 – Rp. 2.000.000 )
= Rp. 3.000.000
C: Jurnal Penjualan Mesin Produksi
Penjualan mesin produksi dicatat sebagai berikut:
Kas … Rp. 6.500.000 (Debit)
Akumulasi Depresiasi Mesin ……. Rp. 26.500.000 (Debit)
Mesin ……………………………….. Rp. 32.000.000 (Kredit)
Laba Penjualan Mesin ……… Rp. 1.000.000 (Kredit)
Penjelasan singkat:
Transaksi penjualan aktiva tetap (mesin produksi) berpengaruh terhadap kenaikan nilai kas, sehingga dicatat di sisi Debit, sedangkan selisih antara nilai penjualan dengan nilai buku mesin produksi dicatat sebagai laba penjualan. Bagaimana proses menghitung laba penjualan aktiva tetap? yuk teruskan membacanya, jangan berhenti…
D: Perhitungan Laba Penjualan Aktiva Tetap
Dan berikut ini cara dan proses menghitung laba penjualan mesin produksi:
(a). Harga jual = Rp. 6.500.000
(b). Harga perolehan = Rp. 32.000.000
(c). Akumulasi Depresiasi:
- 2018 : 11 bulan = Rp. 5.500.000
- 2019 : 12 bulan = Rp. 6.000.000
- 2020 : 12 bulan = Rp. 6.000.000
- 2021 : 12 bulan = Rp. 6.000.000
- 2022 : 6 bulan = Rp. 3.000.000
- Akumulasi Penyusutan Aset Tetap = Rp. 26.500.000
(d). Nilai buku mesin produksi: (b) – (c) = Rp. 5.500.000
(e). Laba Penjualan Aktiva Tetap : (a) – (d) = Rp 1.000.000
Demikian langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam memperlakukan transaksi penghentian aktiva tetap, khususnya penghentian yang dilakukan dengan cara menjual aset tetap, mulai dari perhitungan laba (rugi), nilai depresiaso dan pembuatan jurnal transaksi,
03: Kesimpulan tentang Penghentian Aset Tetap
Aset tetap atau aktiva tetap atau fixed assets harus dikelola dengan baik dan benar, sejak pengadaan hingga penghentiannya. Tujuan pengelolaan aset tetap adalah agar aset-aset yang dimiliki perusahaan benar-benar bisa memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan.
Dan sebaliknya, jika keberadaan aset-aset tetap tersebut dibiarkan saja, malah justeru akan merugikan dan membebani perusahaan dengan pengeluaran biaya pemeliharaan yang lebih banyak. Jika sekiranya keberadaan suatu aset tetap sudah tidak diperlukan perusahaan maka sebaiknya dijual, dihibanhkan atau ditukarkan dengan aset tetap lain yang diperlukan perusahaan..
Ada cara praktis membuat sistem pencatatan akuntansi keuangan untuk transaksi BISNIS anda, yaitu dengan membuat standar operasional prosedur, informasi serta contoh SOP selengkapnya dapat anda lihat di SOP Keuangan dan Accounting Tools untuk BISNIS anda, sehingga bisnis tetap bisa jalan, anda pun tetap bisa jalan-jalan.
Sebagai kesimpulan adalah bahwa penghentian aktiva tetap bisa terjadi karena dijual, ditukarkan, atau rusak. Untuk mencatat transaksi tersebut, ada 4 proses dan prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
- Mencatat nilai perolehan aktiva tetap
- Mencatat estimasi masa kegunaan dan nilai residu dari aktiva tetap
- Menghitung nilai depresiasi atau penyusutan aktiva tetap
- Menghitung dan mencatat dalam jurnal akuntansi dari laba atau rugi penghentian aktiva tetap.
Empat prosedur dan langkah-langkah di atas kudu diikuti dengan baik, sehingga penyajiannya di laporan keuangan pun menjadi benar dan bisa dipertanggungjawabkan.
https://manajemenkeuangan.net/inilah-cara-penghentian-aktiva-tetap-dan-pencatatan-akuntansinya/