Metode Persediaan FIFO, LIFO, dan Average
Indonesia - Ketika perusahaan menghitung penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memilih salah satu dari beberapa metode penilaian persediaan, yaitu First in First Out (FIFO), Last in Fist Out (LIFO), dan Average. Metode penilaian persediaan merupakan praktik akutansi yang digunakan untuk menghitung nilai persediaan yang tidak terjual pada akhir periode akuntansi. Angka ini diperlukan untuk menentukan besar harga pokok penjualan (HPP) dan saldo persediaan akhir. Nilai persediaan akhir ini nantinya akan dicatat saat perusahaan menyusun laporan keuangan dan laporan neracanya.
Metode Persediaan First In First Out(FIFO)
FIFO atau first in first out yang berarti masuk pertama keluar pertama, metode unit persediaan ini menghitung yang pertama kali masuk ke gudang akan dijual pertama juga. FIFO (First-In, First-Out) merupakan metode untuk menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan cara mengasumsikan produk yang terjual merupakan produk terlama dalam penyimpanan barang. Jadi, biaya yang digunakan sebagai perhitungan merupakan produk yang masuk paling awal dalam penyimpanan barang. Sebagai contoh, Pak Deni menjalankan usaha toko kue kering, kue yang dijual tentunya harus kue yang pertama kali masuk ke toko. Perhitungan HPP menggunakan biaya kue yang terjual pertama kali. Jadi, biaya per unit persediaan yang masuk terakhir dipakai sebagai dasar penentuan biaya barang yang masih dalam persediaan pada akhir periode (persediaan akhir). Metode FIFO ini sangat cocok diimplementasikan pada usaha yang memiliki masa kadaluarsa pada produknya, contohnya makanan, minuman, obat-obatan, dan sebagainya.
Metode Persediaan Last In First Out(LIFO)
LIFO atau Last In First Out adalah metode yang mengasumsikan bahwa harga produk terakhir yang dibeli merupakan harga pokok barang pertama yang terjual. Jadi, unit yang digunakan sebagai dasar perhitungan HPP adalah unit yang terakhir kali masuk ke gudang. Metode LIFO ini biasanya diterapkan pada usaha yang mempunyai nilai produksi tinggi dan tidak memiliki tanggal kadaluarsa, seperti mobil, perhiasan, minyak, dan lainnya.
Metode Persediaan Average (Rata-Rata Tertimbang)
Metode average atau metode rata-rata tertimbang menilai persediaan dengan membagi harga pokok barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah barang, sehingga menghitung biaya rata-rata. Jadi, metode ini berbeda dengan LIFO dan FIFO dimana nilai tidak mewakili unit terlama atau terbaru. Sehingga persediaan akhir dan beban pokok penjualan dapat dihitung dengan harga rata-rata. Metode average merupakan titik tengah atau perpaduan dari metode FIFO dan LIFO. Jadi kelebihan dan kekurangan metode ini berada diantara metode LIFO dan FIFO. Metode ini menggunakan persediaan barang yang ada di gudang tanpa memperhatikan barang mana yang masuk pertama atau terakhir.
Tiap metode persediaan ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri, namun sebagian besar bisnis menerapkan metode FIFO ini. Metode FIFO menjadi perhitungan yang paling mudah dan memiliki pendekatan yang paling logis, kecuali memang memiliki alasan kuat untuk menggunakan metode LIFO atau average.
https://www.sobatpajak.com/article/62d7b6341f70cd04219529b2/Metode%20Persediaan%20FIFO%2C%20LIFO%2C%20dan%20Average