Di
zaman yang sudah serba modern ini, kamu pasti sering mendengar istilah
perusahaan rintisan. Badan usaha yang dikenal dengan startup ini
adalah jenis perusahaan yang tengah berkembang di Indonesia.
Bahkan,
menurut Kemenristek lewat skema Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi
(PPBT) dan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPBT), jumlah perusahaan
ini selalu meningkat setiap tahunnya di Indonesia.
Awalnya,
jenis badan usaha tersebut berjumlah 52 di tahun 2015. Jumlah itu kemudian
mengalami peningkatan menjadi 956 di tahun 2018.
Melihat
data statistik di atas, tipe perusahaan seperti ini dinilai memiliki peluang
yang besar untuk menjadi pilar ekonomi masyarakat Indonesia.
Nah,
apa itu perusahaan startup?
Selain
itu, apa saja hal-hal yang membedakan jenis badan usaha ini dengan perusahaan
biasa? Yuk, pelajari selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Startup?
Menurut
Investopedia startup adalah perusahaan rintisan yang didirikan
oleh satu atau banyak orang untuk mengembangkan sebuah produk atau layanan unik
yang sesuai dengan target pasar.
Jenis
perusahaan ini cenderung menggunakan sistem online untuk
memasarkan ataupun mengenalkan produk dan layanannya serta memiliki potensi
pertumbuhan yang sangat tinggi.
Mendirikan
sebuah perusahaan tentu bukan perkara mudah, terutama untuk mendapatkan
pendanaan. Bagaimana dengan startup?
Menurut BBVA, dibandingkan dengan perusahaan tradisional
lainnya, perusahaan ini cenderung mendapatkan dana yang lebih mudah.
Pasalnya, startup memberikan
pengaruh yang besar terhadap kegiatan ekonomi. Perusahaan ini identik dengan
mengandalkan investor ataupun venture capital untuk mendapatkan dana yang besar.
Selain
itu, saat ini sudah banyak sekali program-program dari pemerintah yang
menyediakan kucuran dana bagi startup yang baru merintis dari
awal, di antaranya adalah PPBT dan CPBT.
Dari
mana saja startup bisa mendapatkan pendanaannya?
Berikut
merupakan beberapa jenis pendanaan yang dapat dimanfaatkan untuk startup:
1. Keluarga atau teman
Walaupun
pada awalnya keluarga atau teman tidak ditargetkan sebagai investor utama dalam
pendanaan startup, namun peran dari kedua unsur tersebut bisa
sangat penting bagi kamu.
Kamu
bisa meminjam uang kepada keluarga atau teman terlebih dahulu untuk
mengembangkan produk atau jasa yang kamu tawarkan.
Peran
mereka bisa sangat penting, selain mendanai bisa juga sekaligus
mempromosikan startup kamu.
Risikonya
memang cukup besar, oleh karena itu kamu harus mengembangkan ide dengan baik
agar nantinya dapat mengembalikan uang pinjaman tersebut.
2. Inkubator
Apa
itu Inkubator?
Inkubator
merupakan suatu program yang dirancang sedemikian rupa agar
perusahaan-perusahaan kecil seperti startup nantinya dapat
berdiri sendiri dan sukses.
Nantinya
program ini akan membantu perusahaan rintisan yang masih di tahap awal untuk
dibina dengan baik selama jangka waktu tertentu.
Di
Indonesia sendiri saat ini ada sebuah program yang bernama Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.
Gerakan
Nasional 1000 Startup Digital sendiri merupakan sebuah pembinaan berkelanjutan
selama 6 bulan dari pemerintah untuk masyarakat umum dalam membangun perusahaan
rintisan digital.
Melalui
program ini, kamu bisa terhubung dengan mentor-mentor ternama dalam bidangnya.
Kamu
akan mendapatkan pembinaan, relasi, pendanaan, hingga akses ke sebuah coworking
space agar kamu dapat mengembangkan ide.
3. Venture capital
Venture capital merupakan modal dalam bentuk uang yang diberikan
kepada startup yang potensial dan sedang berkembang.
Biasanya venture
capital akan memberikan modal dalam jumlah yang besar kepada startup,
sehingga jenis pendanaan ini sering kali menjadi rebutan.
Pendanaan
jenis ini terdiri dari kelompok investor kelas atas, bank investasi serta
lembaga keuangan besar yang lain sehingga biasanya pendanaan ini lebih
selektif.
Venture capital hanya akan memilih startup yang
sedang berkembang dan potensial memberikan keuntungan dalam jangka waktu
panjang.
Ciri-Ciri Perusahaan Startup
©
Freepik.com
Seperti
yang sebelumnya sudah Glints jabarkan, startup adalah
perusahaan baru yang sering menjual produk atau layanan unik kepada target
pasarnya.
Jenis
perusahaan ini umumnya memiliki kaitan yang erat dengan dunia teknologi dan
memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
Nah,
selain kedua hal tersebut, hampir semua perusahaan rintisan memiliki ciri atau
karakteristik lainnya yang serupa.
Penasaran
apa saja? Berikut daftar penjelasannya, sesuai pemaparan Business Tutplus.
·
Budaya
perusahaan yang unik dan fleksibel.
·
Jumlah
karyawan yang relatif sedikit.
·
Usia
perusahaan masih belia, kemungkinan besar di bawah 4 tahun.
·
Beroperasi
melalui platform digital.
·
Mengutamakan
inovasi dan disruption.
·
Test
market perusahaan
cenderung kecil.
·
Mengandalkan
dana dari para investor.
Perbedaan Startup dan Usaha Kecil
©
Pexels.com
Kedua
unsur ini memang memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Berikut merupakan
perbedaan antara startup dan usaha kecil menurut Apium Hub:
1. Inovasi
Salah
satu perbedaan yang menonjol dari perusahaan startup dan usaha kecil adalah dari segi inovasi produk
atau layanan.
Bisnis
kecil seperti salon dan kedai makan biasanya tidak membuat keunikan yang
menonjol,
Saat
kamu memulai usaha kecil, kamu hanya perlu berpikir tentang apa yang
kira-kira out of the box sehingga meningkatkan minat para
pelanggan.
Sedangkan,
inovasi sifatnya sangat penting dalam keberlangsungan startup.
Tugas mereka bukan sekadar inovasi, tetapi juga kreasi tanpa batas.
Keadaan
seperti itu tentu membutuhkan inovasi yang canggih supaya kamu dapat berkembang
dan mendapatkan keuntungan.
2. Pasar
Bisnis
kecil biasanya hanya berfokus kepada lingkaran pelanggan tertentu sehingga
membatasi pertumbuhan perusahaan.
Berbeda
dengan startup, perusahaan ini justru tidak membatasi
pertumbuhannya dan berfokus untuk mendapatkan sebanyak mungkin pasar yang ada
saat ini.
Maka
dari itu, kembali lagi ke poin pertama, inovasi menjadi hal yang penting
bagi startup untuk meningkatkan pasar dan memenangkan
pertarungan bisnis.
3. Tingkat pertumbuhan
Perbedaan
lainnya antara startup dan bisnis kecil adalah dari tingkat
pertumbuhannya.
Usaha
kecil sudah jelas harus mematok pertumbuhan yang sangat cepat. Akan tetapi,
prioritas bisnis kecil hanyalah mendapatkan keuntungan.
Ketika
bisnis mendapatkan keuntungan, maka saat itu tidak terlalu membutuhkan
peningkatan performa demi meraih pertumbuhan yang lebih lagi.
Berbeda
halnya dengan perusahaan rintisan yang harus selalu mengalami pertumbuhan
dengan ide-ide segar untuk menciptakan model bisnis yang dapat direproduksi.
Apabila
tidak mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, dipastikan jenis perusahaan
ini tidak akan bertahan lama.
4. Keuntungan
Jika
kamu membangun sebuah usaha kecil maka hanya akan fokus pada keuntungan dari
hari ke hari. Setelah itu, keuntungan tersebut dapat dialokasikan untuk
ekspansi bisnis dengan cara membuka cabang.
Berbeda
halnya dengan startup, butuh beberapa bulan atau bahkan tahun untuk
mendapatkan keuntungan.
Fokus
utama dari perusahaan ini adalah untuk membuat produk atau layanan jasa yang
bagus dan canggih. Hal itu nantinya akan disukai oleh calon konsumen.
Apabila
tujuan tersebut tercapai, bisa saja startup akan langsung
meraup keuntungan dengan jumlah yang sangat besar, bahkan bisa sampai puluhan
juta per harinya.
5. Keuangan
Saat
kamu hendak membuka usaha kecil, kamu dapat memakai uang pribadi, meminjam
keluarga, teman atau bahkan meminjam lewat bank.
Berbeda
halnya dengan startup. Walaupun ada yang memakai uang pribadi,
meminjam ke keluarga ataupun teman, belakangan ini crowdfunding menjadi
fenomena yang populer.
Selain
itu, seperti yang sudah dijelaskan di atas, startup juga
mendapatkan kucuran dana dari pemerintah lewat program CPBT atau PPBT, melalui
investor atau bahkan melalui venture capital.
Hal
tersebut penting karena startup membutuhkan modal yang banyak
guna mengalami perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun.
Setelah
itu, apabila sudah meraup keuntungan besar, perusahaan itu tidak hanya akan
balik modal, melainkan mendapatkan keuntungan.
Perbedaan Startup dan Perusahaan
Konvensional
©
Freepik.com
Selain
perbedaannya dengan badan usaha kecil, kamu juga harus memahami perbedaan
antara startup dan perusahaan konvensional.
Sejatinya,
tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua perusahaan ini bila dilihat
dari sisi legal. Pasalnya, baik perusahaan rintisan maupun konvensional
merupakan berbadan hukum.
Meskipun
demikian, ada sejumlah hal yang membedakan masing-masing jenis perusahaan
tersebut, baik dari ekonomi maupun budaya.
Nah,
berikut ini adalah beberapa aspek yang membedakan perusahaan rintisan dan
konvensional.
1. Tujuan keuntungan
Salah
satu perbedaan utama antara perusahaan startup dan badan usaha
konvensional adalah tujuan keuntungannya.
Dikarenakan
masih baru, perusahaan rintisan umumnya masih mencari model bisnis, target
pasar, dan market yang tepat.
Tujuan
mereka adalah pertumbuhan, hasilnya mereka perlu mengeluarkan uang banyak pada
periode awal guna meraih hasil yang diinginkan.
Di
sisi lain, perusahaan konvensional lebih berfokus untuk mendapatkan profit.
Tujuan mereka adalah untuk memberikan keuntungan kepada pemiliknya.
Hal
ini berlaku karena perusahaan konvensional sudah lebih stabil dari badan usaha
rintisan.
2. Alur pendanaan
Melansir
laman Rocket Space, hal yang membedakan startup dari
perusahaan konvensional adalah alur pendanaan.
Founder perusahaan rintisan umumnya hanya mengeluarkan
uang dengan harapan ada investor yang datang untuk memberikan dana segar.
Jika
dipercaya investor, jenis perusahan ini dapat menerima dana jutaan hingga
miliaran dolar.
Di
sisi lain, perusahaan konvensional pendanaannya berasal dari para pemilik
perusahaan. Pendanaan ini juga bisa berasal dari hasil keuntungan yang diputar
kembali.
3. Struktur organisasi
Struktur
organisasi menjadi aspek lainnya yang membedakan perusahaan rintisan dan badan
usaha konvensional.
Semua
kegiatan operasional dan bisnis dari badan usaha rintisan umumnya ditentukan
oleh para founder dan pihak manajemen perusahaan.
Meskipun
menjadi penyalur dana terbanyak, investor tak memiliki peran yang signifikan
dalam keperluan bisnis perusahaan rintisan. Mereka hanya terlibat pada
keputusan-keputusan strategis.
Sementara
itu, dalam perusahaan konvensional, jalannya bisnis perusahaan sangat
dipengaruhi oleh keputusan pemilik perusahaan.
Bahkan,
banyak perusahaan yang pemberi modalnya bergabung dalam manajemen perusahaan.
Hal tersebut hampir tak pernah ditemukan pada perusahaan strartup.
4. Life cycle bisnis
Aspek
terakhir yang membedakan startup dengan perusahaan
konvensional adalah life cycle bisnis mereka. Siklus hidup
dari kedua jenis perusahaan ini sangatlah berbeda.
Sebuah
perusahaan rintisan bisa bernilai miliaran dolar dalam waktu kurang dari satu
dekade keberadaannya. Akan tetapi, hal ini takkan terjamin di masa-masa
mendatang.
Di
sisi lain, bisnis konvensional membutuhkan waktu jauh lebih lama untuk mencapai
angka tersebut.
Namun,
dikarenakan mereka sudah lebih stabil, perusahaan konvensional dapat
mempertahankan nilai valuasi tinggi untuk waktu yang lama.
Contoh Startup
©
thinkstock.com
Saat
ini startup hadir di hampir setiap industri. Mulai dari yang
paling akrab dengan keseharian kamu seperti e-commerce dan
transportasi, sampai bidang kesehatan serta penyedia properti.
Startup terus berkembang ke berbagai bidang sehingga saat ini
ada sederet nama startup yang mungkin sudah kamu ketahui.
Berikut 3 contoh startup di Indonesia.
1. Bukalapak
Siapa
yang tidak tahu startup satu ini? Bukalapak menjadi salah satu e-commerce yang
tumbuh sejak awal berkembangnya perusahaan rintisan di Indonesia.
Dikutip
dari Bukalapak, hingga saat ini sudah ada 64 juta
UMKM di Indonesia yang tergabung dalam Bukalapak.
2. Mamikos
Jika e-commerce punya
banyak startup, dalam penyediaan jasa akomodasi tempat tinggal
tentu kamu sudah mengenal Mamikos.
Apalagi
jika kamu anak rantau, keberadaan aplikasi ini bantu kamu survey kost secara
mudah dan online.
Kamu
juga bisa menggunakan filter mulai dari fasilitas hingga budget untuk
kost yang kamu inginkan.
3. EFishery
Jika
dua contoh pertama sudah akrab dengan kamu, mungkin yang satu ini juga perlu
kamu tahu. EFishery merupakan startup yang
berkembang dalam bidang Akuakultur.
Dilansir Techinasia menyebutkan bahwa eFishery bisa
menjadi Indonesia’s next unicorn.
Tujuan
dari eFishery yaitu untuk menyediakan produk perikanan sebagai sumber
utama protein hewani untuk semua orang yang ikut andil dalam revolusi
akuakultur.
Itu
dia pemaparan Glints mengenai apa itu perusahaan startup, dimulai
dari arti hingga contohnya.
Setiap
bentuk perusahaan pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, begitu
juga dengan startup.
Maka
dari itu, sebelum memulai karier, pelajari dulu ciri-ciri beserta perbedaannya
dengan badan usaha lain, ya.
https://glints.com/id/lowongan/startup-adalah/#.ZGDnunZBzIU