Minggu, 14 Mei 2023

Break Even Point (BEP)

 

Pentingnya Break Even Point (BEP) dan Rumus Hitungnya!

Saat memulai bisnis, Anda perlu memikirkan kapan Anda akan mencapai break even point atau BEP. BEP merupakan bagian penting dari pembangunan berkelanjutan perusahaan. Menghitung BEP, ini mungkin menjadi alat analisis keuangan utama yang digunakan oleh pemilik bisnis. Salah satu tanggung jawabnya adalah menilai dampak perubahan biaya dan efisiensi terhadap profitabilitas. Oleh karena itu, sudah menjadi hal yang lumrah bagi setiap perusahaan untuk memahami konsep BEP ini. Namun, bagi Anda yang masih awam atau pemula, menghitung BEP bisa menghadirkan kendala tersendiri karena kurangnya pemahaman. Oleh karena itu, artikel ini mengulas sekilas tentang BEP, termasuk arti, tujuan, dan cara kerjanya, serta contoh cara menghitung BEP dengan mudah.


Definisi BEP

BEP atau Break Even Point yang dalam bahasa Indonesia disebut titik impas adalah tahap di mana pendapatan sama dengan biaya operasi. Dalam situasi ini, perusahaan tidak mendapat untung atau menderita kerugian. Jadi salah menyamakannya dengan pengembalian modal yang diinvestasikan. Karena return on investment (ROI) sendiri merupakan perhitungan modal yang Anda gunakan untuk menjalankan bisnis tersebut sehingga mendatangkan keuntungan dalam jangka waktu tertentu.

BEP sendiri memperhitungkan besaran biaya operasional yang terkait dengan. Dengan kata lain, BEP ini digunakan untuk memperkirakan pada titik mana proyek akan menguntungkan dengan membandingkan total pendapatan dengan total biaya kepemilikan. Pada tahap ini, keputusan harus dibuat apakah rencana saat ini layak dilakukan, atau apakah harga penjualan harus dinaikkan, atau mungkin dari segi biaya operasionalnya atau apakah harga dan biaya harus direvisi.

Cara menghitung BEP

Lantas, bagaimana cara menghitung BEP? Untuk menghitungnya, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu komponen apa saja yang masuk ke dalam perhitungan BEP. Berikut merupakan komponen-komponen dari BEP:

Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang tetap sama (tidak bervariasi) tidak peduli berapa banyak penjualan yang Anda hasilkan. Apakah penjualan naik atau turun, biaya tersebut tetap sama. Ini adalah biaya yang Anda keluarkan untuk menjalankan bisnis Anda, seperti biaya sewa gedung dan asuransi.


Biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang berubah berdasarkan aktivitas penjualan Anda. Saat Anda menjual lebih banyak barang, biaya variabel meningkat. Contoh biaya variabel adalah bahan baku langsung dan biaya lembur.

Harga Jual. Harga jual adalah harga yang Anda tetapkan untuk satu unit produk atau jasa yang diproduksi, berdasarkan harga seluruh biaya produksi ditambah nilai keuntungan atau margin.

Berikut merupakan salah satu contoh perhitungan BEP.


Mari kita asumsikan perusahaan PT XYZ yang bergerak dalam bisnis konveksi sepatu memiliki data biaya dan rencana produksi seperti biaya tetap sebesar Rp 100 juta, yang terdiri dari penyusutan aset, gaji eksekutif, sewa, dan pajak properti. Di sisi lain, biaya variabel yang terkait dengan pembuatan sepatu telah dihitung menjadi Rp 200.000 per unit dan harga jual per unitnya adalah sebesar Rp 350.000. Jadi, berapa unit yang harus diproduksi agar perusahaan mencapai BEP?

Jawab:

Biaya tetap = Rp 120.000.000

Biaya variabel per unit = Rp 200.000

Harga jual per unit = Rp 350.000



Rumus menghitung BEP unit yang digunakan adalah:

BEP (unit) = Total biaya tetap dibagi hasil dari pengurangan harga jual per unit dengan biaya variabel per unit


Maka:

BEP (unit) = 120.000.000 / (350.000 - 200.000)

BEP (unit) = 120.000.000 / 150.000


BEP (unit) = 800 unit

Jadi, perusahaan tersebut harus memproduksi sepatu sebanyak 800 unit untuk mencapai BEP. Yang berarti jika perusahaan berhasil memproduksi dan menjual 800 unit tetap tidak akan memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian.

Sedangkan untuk menghitung BEP rupiah, bisa menggunakan rumus:


BEP (rupiah) = Total biaya tetap / (1 -- biaya variabel per unit / harga jual per unit)


Pentingnya Analisis BEP


Ketika perhitungan BEP berakhir, hal tersebut belum menandakan bahwa selesainya analisis BEP. Setelah Anda melakukan perhitungan BEP, langkah selanjutnya adalah melakukan beberapa analisis terhadap perhitungan tersebut, yang mungkin dampaknya adalah mungkin anda harus menjual lebih banyak produk daripada yang Anda pikirkan untuk mencapai BEP.



Pada titik ini Anda harus bertanya pada diri sendiri apakah rencana Anda saat ini realistis, apakah produk Anda memiliki potensi untuk memantapkan dirinya di pasar. Apakah Anda perlu menaikkan harga, mencari cara untuk mengurangi biaya, atau bahkan keduanya?

Satu hal yang perlu diingat adalah analisis BEP sebenarnya dapat membantu menentukan jumlah produk yang akan dijual. Masih belum ada jaminan bahwa Anda akan dapat menjual semuanya. Jadi idealnya Anda harus melakukan analisis keuangan ini sebelum memulai bisnis dan sebelum meluncurkan produk atau layanan baru sehingga Anda memiliki gambaran yang baik tentang risiko yang terlibat. Dengan kata lain, Anda harus mencari tahu apakah usaha itu layak atau tidak.


Tujuan dan Fungsi Analisis Break Even Point (BEP).

Setelah Anda memahami dasar-dasar analisis BEP, Anda dapat melihat bahwa tujuan dan fungsi BEP adalah:

 Mengetahui nilai BEP memungkinkan pengusaha memperkirakan jumlah sisa kapasitas produksi setelah mencapai nilai BEP.


- Perusahaan juga dapat menggunakan nilai BEP untuk menentukan kebijakan produksi yang tepat. Karena proses produksi beroperasi secara otomatis, definisi biaya tetap dan variabel berubah. Hal ini karena biaya variabel yang berkaitan dengan tenaga kerja digantikan oleh biaya tetap yang berkaitan dengan permesinan.


- Nilai BEP membantu pengusaha untuk mengetahui perubahan nilai keuntungan ketika harga produk berubah. Perhatikan bahwa nilai BEP sangat terkait/dipengaruhi oleh biaya produksi dan keuntungan (bersifat paralel). Jadi jika nilai salah satu elemen meningkat, maka elemen lainnya juga meningkat dan sebaliknya. Selain untuk menentukan perubahan laba, BEP juga dapat dipertimbangkan untuk memprediksi potensi kerugian jika terjadi penurunan penjualan.

Perhitungan BEP tersebut menjadi aspek yang krusial bagi perusahaan karena dengan perhitungan BEP perusahaan dapat memproyeksikan keuntungan untuk perusahaan. Namun, cara perhitungan tersebut dapat dikatakan tradisional karena perhitungan yang ada dilakukan secara manual sehingga sangat memungkinkan terjadinya human error. Dalam hal ini, perhitungan BEP sudah dapat dilakukan dengan alternatif lain karena adanya kemajuan teknologi. Salah satunya dengan software ERP Ukirama. Hal ini dikarenakan fitur-fitur dalam Ukirama dapat sangat mempermudah pelaku bisnis dalam pencatatan dan perhitungan keuangan. Termasuk perhitungan BEP bahkan Harga Pokok Penjualan atau HPP pun dapat dilakukan secara otomatis. Selain itu, Ukirama juga memiliki tim konsultan yang dapat membantu para pelaku bisnis untuk mengambil keputusan dengan lebih optimal. Jika dilihat secara jangka panjang tentu hal tersebut akan sangat menguntungkan bisnis mengingat keuntungan yang ada dapat dioptimalkan


Demikian penjelasan terkait BEP yang harus dipahami seluruh pelaku bisnis bahkan orang awam sekalipun. Oleh karena itu, BEP merupakan komponen keuangan yang sangat penting bagi perusahaan yang mendorong produk baru atau lini bisnis baru. Tugasnya sangat penting bagi perusahaan untuk merancang langkah-langkah strategis yang tepat dalam kegiatan penjualan untuk mencapai return yang optimal.


https://komputerisasi-akuntansi-d4.stekom.ac.id/informasi/baca/Pentingnya-Break-Even-Point-BEP-dan-Rumus-Hitungnya/0e64a66d9e377ea5dd3e07f11f734883b671461c#:~:text=BEP%20atau%20Break%20Even%20Point,mendapat%20untung%20atau%20menderita%20kerugian.